• KH. Muslih Bin Abdur Rohman



    KH. Muslih Bin Abdur Rohman
    Sumber: Buku Ulama Besar Indonesia Biografi dan Karyanya
     Kyai Muslih adalah seorang Sufi, pakar ilmu alat, tasawuf dan fiqih. Beliau lahir pada tanggal 1908 M. di Desa Suburan Mranggen Demak Jawa Tengah. Ayah beliau bernama KH. Abdur Rohman Bin Qosidil Haq, Ibunya bernama Shofiyah Binti KH. Mi'roj.

    KH. Muslih Keturunan Sunan Kali Jogo dari garis ayahnya, dan keturunan Raden Fatah (sultan Kerajaan Demak) dari garis Ibunya. Ayah beliau termasuk seorang yang 'arif billah hal tersebut dibuktikan ketika suatu hari KH. Ibrohim Yahya seorang waliyullah (gurunya KH. Abdur Rohman) menguji kepada murid-muridnya toriqoh, beliaulah yang lulus.

    Al Kisah; Pada suatu hari seusai pengajian thoriqoh dan Tawajuhan yang diasuh oleh KH. Ibrohim Yahya Brumbung Mranggen yang diteruskan sholat dhuhur, sebelum sholat dhuhur dilaksanakan, KH. Ibrohim berkata pada murid-muridnya: "Bahwa di saat sholat dhuhur nanti siapa di antara jamaah sholat tersebut yang tidak membatalkan sholatnya akan diangkat sebagai kholifah".

    Saat itu para jamaah sholat bertanya-tanya dalam hatinya, akan ada apa nanti di tengah-tengah sholat kita ini? tetapi mereka tidak berani bertanya pada KH. Ibrohim.

    Konon ditengah-tengah sholat jamaah itu dilaksanakan, tiba-tiba muncullah seekor ular berjalan melewati para jamaah sholat maka terperanjatlah semua jamaah sholat ketakutan dan mereka membatalkan sholatnya kecuali dua orang yaitu KH. Ibrohim dan KH. Abdur Rohman.


    Menarik garis kesimpulan dari kejadian tersebut dapat kita fahami bahwa di antara santri KH. Ibrohim yang telah memperoleh Nur Tawajjuh dan Ma'arif Illahiyah adalah KH. Abdur Rohman, maka dengan hal tersebut KH. Ibrohim Yahya mengangkat KH. Abdur Rohman sebagai Kholifah.

    Pendidikan KH. Muslih
    Diantara guru dan tempat dimana KH. Muslih menimba ilmu adalah:
    1.       KH. Abdur Rohman (Ayah KH. Muslih)
    2.       KH. Ibrohim Yahya Brumbung Mranggen
    3.       KH. Zuber dan KH. Imam Sarang Lasem
    4.       KH. Ma'shum Lasem
    5.       Syekh Abdul Latif Banten (Belajar Ilmu Thoriqot)
    6.       Syekh Yasin Al Fadani Makatul Mukaromah
    7.       di Pondok Pesantren Termas Pacitan
    8.       di Pondok Pesantren Mangkang

    KH. Muslih sepulangnya dari pondok pesantren Sarang beliau mendirikan madrasah, tetapi baru berselang 1 tahun beliau di madrasah bersama keluarga, KH. Ma'shum Lasem memerintahkan KH. Muslih untuk menimba ilmu lagi di pondok pesantren Termas Pacitan.

    Setibanya beliau tiba di Ponpes Termas, KH. Ali Ma'shum yang saat itu sebagai Kepala Madrasah, memerintahkan KH. Muslih untuk mengajar kitab Alfiyah menggantikan Kyai Ali Ma'shum, permintaan tersebut asalnya berat rasanya untuk diterima oleh KH. Muslih karena dia adalah murid baru dan merasa kurang mampu, tetapi atas desakan KH. Ali Ma'shum dan KH. Ali Ma'shum sanggup membantunya bila ada kesulitan. Akhirnya tawaran itu diterima pula oleh KH. Muslih. Namun setelah tugas itu dilaksanakan oleh KH. Muslih, KH. Ali Ma'shum tidak pernah muncul dan kira-kira setengah bulan kemudian KH. Ali Ma'shum baru kembali ke pondok dan bertanya kepada santri-santri yang diajar KH. Muslih, ternyata mereka puas, maka kemudian KH. Muslih ditetapkan sebagai guru tetap.

    Sekembalinya KH. Muslih dari Ponpes Termas, beliau mulai aktif memajukan Ponpes yang diasuh oleh Ayahnya(KH. Abdur Rohman) yaitu Ponpes Futuhiyah.

    Pada tahun 1936 beliau diangkat sebagai pengasuh II Ponpes Futuhiyah sedangkan Pengasuh I dipegang oleh KH. Utsman (kakak KH. Muslih), adapun KH Abdur Rohman sebagai sesepuhnya.

    Pada tahun 1947 M. KH. Muslih diangkat sebagai Pengasuh Utama I sedangkan KH. Utsman sebagai sesepuhnya.

    Pada saat KH. Muslih sebagai Pengasuh Utama I beliau dengan lebih mengembangkan Ponpes Futuhiyah, sehingga santri semakin tambah banyak, Pendidikan formal lewat Madrasah juga sangat diperhatikan, selain mendirikan madrasah  Tsanawiyah, Aliyah dan lain-lainnya juga sibuk dalam pengajian Thoriqoh.

    Jam'iyah Thoriqoh
    Ahli Thoriqoh Mu'tabaroh di Indonesia, pada tanggal 10 Oktober 1957 mengadakan musyawarah di pondok pesantren Tegal Rejo asuhan KH. Chudhori dan berhasil memutuskan tentang pendidikan Jam'iyyah Ahli Thoriqoh dan pada mu'tamar NU tahun 1979 M. di Semarang (Jawa Tengah) dinyatakan sebagai Badan Otonom NU.
    Pendiri Jam'iyyah Thoriqoh tersebut diantaranya:
    1.       KH. Muslih (Mranggen - Demak).
    2.       KH. Hafidh (Rembang)
    3.       KH. Nawawi (Purworejo)
    4.       KH. Wahab Hasbullah (Tambakberas Jatim dan Ro'is 'Am PBNU).
    5.       KH. Idham Cholid Jakarta (Ketua umum PB NU)
    6.       KH. Chodlori (Tegal Rejo Magelang)

    Jabatan-jabatan KH. Muslih
    Diantara jabatan KH. Muslih yaitu:
    1.       Rois syuriah NU MWC Mranggen.
    2.       Rois Syuryah NU Cabang Demak.
    3.       Mutasyar NU Wilayah Jawa Tengah.
    4.       Rois Idanah Aliyah (Ketua Jam'iyyah Thoriqoh pusat).

    Penyusun Kitab
    KH. Muslih walaupun siang malam mengajar para santri dari berbagai Fan ilmu dari mulai kitab yang kecil sampai kitab yang berjilid/berjuz, seperti Ihya' ulumuddin, Muhadzab, Shohih Bukhori dan bermacam-macam kitab Tafsir, Hadits, juga mengisi pengajian Thoriqoh, tetapi beliau masih sempat menyusun beberapa kitab, diantara kitab yang disusun KH. Muslih:
    1.      إنارة الظلام.
    2.      الفتوحات الربانية.
    3.      عمدة السالك.
    4.      متن الفتوحية.
    5.      هداية الولدان.
    6.      سلام الصبيان.
    7.      نور البرهان. جزء 1 + 2.
    8.      وسائل وصول العبد (شرح نظم حكم).
    9.       اليوقيت الأسانى (مناقب سلطان الأولياء الشيخ عبد القادر الجيلانى).

  • 1 komentar:

    Silahkan tinggalkan pesan disini

    DAFTAR SEKARANG

    Pendaftaran Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Itqon Patebon, Kendal Tahun Pelajaran 2023/2024 Daftar Sekarang, Kuota Terbatas.

    ALAMAT

    Kebonharjo RT 3 RW 2 Patebon Kendal Jawa Tengah

    EMAIL

    spmalitqon@gmail.com
    mak.alitqon@gmail.com

    TELEPON

    0813-1111-9337

    WHATSAPP

    0813-1111-9337